Menjadi Anggota Keluarga Silat Nasional Perisai Diri Indonesia pada umumnya harus terlebih dahulu menjalani pendidikan dasar selama minimal satu setengah tahun yang dimulai dari Dasar I (sabuk putih), Dasar II (sabuk hitam) dan Calon Keluarga (sabuk merah). Setelah menjalani pendidikan dasar tersebut dan lulus ujian kenaikan tingkat, anggota baru masuk ke tingkat Keluarga.
1. Senam Teknik Kombinasi.
Senam Teknik Kombinasi merupakan susunan gerak silat Perisai Diri yang dilatihkan kepada pesilat di setiap sesi pelatihan. Sekilas seperti rangkaian jurus di silat pada umumnya, namun Senam Teknik Kombinasi bukanlah rangkaian yang perlu dihafalkan seperti jurus di perguruan silat lain.
Rangkaian gerak Senam Teknik Kombinasi dibuat oleh para pelatih setempat pada saat latihan berlangsung. Rangkaian yang berjumlah antara 5 sampai 10 gerak ini dibuat berdasarkan imajinasi pada saat pesilat melakukan Serang Hindar dengan seorang lawan. Rangkaian yang dibuat oleh pelatih tersebut dilaksanakan dengan tenaga dan kecepatan maksimal dan diulang berkali-kali. .
Tujuan dari latihan Senam Teknik Kombinasi ini adalah untuk menciptakan kebiasaan dalam melakukan teknik yang benar dan menciptakan refleks yang baik terhadap para pesilat. Latihan ini juga akan membentuk otot-otot para pesilat agar dapat beradaptasi dengan teknik Perisai Diri. Senam Teknik Kombinasi ini selalu berbeda-beda di setiap sesi latihan, baik tangan kosong ataupun menggunakan senjata.
2. Serang Hindar, Serang Balas dan Beladiri.
Serang Hindar, Serang Balas dan Beladiri diajarkan kepada pesilat Perisai Diri dari tingkat Dasar sampai tingkat yang tinggi dengan pengaplikasian menggunakan tangan kosong ataupun menggunakan senjata seperti pisau, pedang dan toya. Pada latihan serang hindar, akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Kemungkinan cidera amat kecil sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, karena setiap pesilat dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan Hindaran. Dengan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera" .
Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain yang disebut pesilat A dan pesilat B dengan diperhatikan seorang pelatih yang ada di dekat mereka . Dalam metode Serang Balas, dalam satu aba-aba, A akan melakukan serangan terhadap B dan B menghindar, kemudian B membalas menyerang A dan A menghindar. Implementasi dari metode serang balas adalah satu set A serang B hindar dan B balas A hindar . Tujuan dari Serang Balas ini adalah untuk melatih pesilat, terutama bagi si penghindar, untuk menghindar ke arah yang sulit dilihat oleh lawan, namun akan sangat mudah untuk melakukan serangan balasan yang disebut Hindaran yang mengunci posisi lawan. Untuk mempercepat serangan balasan berikutnya, si penghindar juga harus mempelajari bagaimana ia harus meletakkan langkah.Beladiri adalah dimana saat A menyerang dan B menghindar sambil melepaskan serangan ke A. Jadi, dalam hal ini B tidak melakukan Hindaran sempurna baru membalas, namun B melakukan Hindaran dan serangan dalam satu gerakan.
3. Teknik Senjata.
Mulai tingkat dasar akan diajarkan teknik-teknik beladiri tangan kosong. Pada tingkat selanjutnya diajarkan juga teknik permainan senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang, dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti celurit, trisula, abir, tombak, golok, pedang samurai, pentungan, kipas, teken, payung, roti kalong, senapan, bayonet, dsb.
Tujuan dari pelajaran senjata adalah memberikan pemahaman bagi pesilat tentang berbagai macam senjata. Dengan mengenal karakteristik senjata, maka anggota akan cepat beradaptasi dengan berbagai senjata. Sebagai contoh, dengan mempelajari pisau, maka pesilat akan mengerti kelebihan dan kekurangan dari senjata pendek. Bahkan pesilat akan dapat mengadaptasi benda-benda serupa seperti keris sebagai senjata, atau bahkan pulpen dan pensil. Dengan memahami karakteristik senjata ini pula, seorang pesilat akan mengerti bagaimana cara menghadapi berbagai macam senjata bila memang keadaan sudah mendesak. .
4. Teknik Olah Pernapasan .
Teknik pernapasan Perisai Diri dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga dengan tujuan menambah tenaga dan membuat otot-otot menjadi keras. Tahap dua akan di fokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk di lepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Tahap tiga ditekankan pada implementasi napas ke dalam seluruh gerakan silat sehingga nantinya pesilat akan mampu bernapas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan.
5. Kerohanian.
Untuk menyeimbangkan gemblengan fisik sangat perlu diberikan gemblengan mental spiritual untuk menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah kerokhanian. Kerokhanian ini dimaksudkan agar tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak serta untuk menyeimbangkan gemblengan fisik sangat perlu diberikan gemblengan mental spiritual untuk menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah kerohanian.Kerohanian ini dimaksudkan agar tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, memiliki kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak serta akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas semuanya ada Sang Pencipta.
Sumber : Buku Perisai Diri Indonesia
No comments:
Post a Comment